Rabu, 01 Mei 2013

Jenis Pemrograman Web

Secara umum jenis pemrograman web terbagi menjadi 2 yaitu Client Slide Scripting (CSS) dan Server Slide Scripting (SSS). Perbedaan kedua jenis script ini adalah pada cara kerja dan pemrosesannya dilakukan dimana. Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang arsitekturnya berbasis client – server. Maksudnya adalah aplikasi web dapat diolah disisi client dan disisi server.

Client Side Scripting
Client Side Scripting adalah salah satu jenis bahasa pemrograman web yang proses pengolahannya dilakukan di sisi client. Proses pengolahan Client Side Scripting dilakukan oleh web browser sebagai clientnya. Didalam web browser tedapat library disebut web engine yang mampu menerjemahkan semua perintah di halaman web yang menggunakan Client Side Scripting.  Gunakan web browser dan style penulisan perintah Client Slide Scripting yang telah mengikuti standard dan telah disertifikasi oleh world wide web consortium (W3C). Misal  untuk penulisan HTML gunakan penulisan Extensible HyperText Markup Language (XHTML). Berikut contoh – contoh Client Slide Scripting : HyperText Markup Language (HTML), Extensible HyperText Markup Language (XHTML), Cascading Style Sheet (CSS), JavaScript, Extensible Markup Language (XML).

Berikut adalah cara kerja client side scripting:
Pada client side scripting pemrosesannya dilakukan di sisi client yang dalam hal ini komponen client-nya adalah web browser dan komponen servernya adalah web server. Konsep client – server disini tidak harus dipisahkan secara fisik yaitu harus ada computer client dan computer server yang terpisah dan dihubungkan melalui jaringan. Mungkin saja client – servernya adalah secara lojik, yaitu komponen client (web browser) dan server (web server) berada di satu computer yang sama (localhost). Prosesnya terpisah secara lojik tetapi fisiknya erada dalam satu mesin / computer yang sama.

Kelebihan client side scripting
Berikut adalah beberapa kelebihan jika menggunakan client side scripting:
  • Mudah untuk dipelajari dan digunakan.
  • Tidak membutuhkan pengetahuan pemrograman yang tinggi atau pengalaman pemrograman yang cukup ahli.
  • Perubahan dan pemrosesan kode programnya lebih cepat karena dilakukan langsung di sisi client / computer host tanpa perlu melakukan proses di sisi server melalui jaringan internet.
  • Mampu menampilkan layout dan desain halaman web yang lebih interaktif dan user friendly.
Kelemahan client side scripting
Berikut adalah beberapa kelemahan jika menggunakan client side scripting:
  • Dapat dikataan tidak aman jika konteksnya adalah ingin melindungi kode sumber dari pihak lain, karena Kode program dapat dilihat melalui browser.
  • Jika spesifikasi komputer host rendah (memory, CPU, storage media) maka dokumen web yang menggunakan client side scripting akan lambat diproses.
  • Karena beberapa web browser menggunakan web engine yang berbeda maka ada kemungkinan client side scripting akan diterjemahkan bebeda oleh masing – masing web browser tersebut.
  • Minim fitur untuk pengaksesan ke sumber daya computer. Misalkan untuk menulis ke sebuah file di computer, membaca isi file, membuat file / direktori di harddisk computer, dan mengakses port – port di computer tidak dapat dilakukan oleh client side scripting.

Server Side Scripting
Server Side Scripting adalah salah satu jenis bahasa pemrograman web yang proses pengolahannya dilakukan di sisi client. Maksud server disini adalah web server yang didalamnya telah mengintegrasikan komponen web engine. Tugas web engine adalah memproses semua script yang termasuk kategori client side scripting didalam dokumen web. Web engine biasanya harus diinstall di dalam computer terlebih dahulu sebagai bagian terpisah dari web server. Server side scripting dapat disisipkan ke dalam dokumen web yang menggunakan HTML atau sebaliknya.

Berikut adalah contoh server side scripting, yaitu:
  • Active server pages (ASP).
  • PHP: Hypertext Preprocessor (PHP), adalah bahasa pemrograman web berbasis open source. Penemunya adalah Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pemrosesan script PHP dilakukan oleh engine yang harus diinstall secara terpisah. Web server yang mendukung PHP adalah web server apache dan web server IIS.
  • Java Server Pages (JSP), adalah bahasa pemrograman web berbasis server side scripting yang berbasis platform Java. Jadi perintah – perintah dalam JSP hamper sama dengan bahasa pemrograman Java. Web server yang mendukung JSP adalah web server apache tomcat.
Cara Kerja Server Side Scripting
Berikut cara kerja server side scripting:
  1. User melakukan request dasi sisi cliet melalui web browser untuk mengakses sebuah halaman web.
  2. Proses request ini akan dicari di web server, khususnya URL / domain halaman tersebut.
  3. Setelah itu web browser akan mengecek apakah dokumen yang di request oleh user menggunakan client side scripting atau server side scripting. Jika dokumen web tersebut berisikan dokumen client side scripting maka web server akan mengarahkan pemrosesannya ke sisi client / web browser. Sebaliknya jika berisikan server side scripting maka pemrosesannya darahkan kepada web engine.
  4. Web engine akan memproses dokumen server side scripting tersebut menjadi format doumen HTML.
  5. Selanjutnya hasil pemrosesan web engine akan dikembalikan lagi ke web server.
  6.  Kemudian dilanjutkan oleh web server client / user yang merequest dokumen tersebut. Format akhir dokumen tersebut adalah format HTML. Hal ini terjadi karena web browser hanya dapat menampilkan halaman web dalam format HTML.

Kelemahan Server Side Scripting
Berikut adalah kelemahan server side scripting:
  • Spesifikasi computer yang cukup tinggi agar dapat memproses server side scripting secara cepat. 
  • Dibutuhkan kemampuan pemrograman yang baik.
  • Tidak memiliki kemampuan untuk membuat layout / desain halaman web yang menarik.
Kelebihan Server Side Scripting
Berikut adalah kelebihan server side scripting:
  1. Aman. Hal ini dikarenakan kode sumber server side scripting disimpan di web server yang ada di sisi server, sehingga user / pengunjung tidak dapat melihat kode sumber server side scripting dari sisi client / web browser.
  2. Meminimalkan traffic di jaringan. Pada saat user melakukan request ke server maka yang dikirimkan ke user adalah hasil pemrosesannya saja. Karena pemrosesan dokumennya sudah dilakukan di sisi server, maka data yang mengalir dari client ke server atau sebaliknya adalah relative kecil dan tidak membebani bandwidth di jaringan.
  3. Pemrosesannya lebih cepat karena spesifikasi hardware untuk mesin server biasanya lebih tinggi (bisa menjadi kelemahan juga.
    4. Mampu mendukung banyak program basis data / database management system (DBMS).
    5. Mampu dijalankan disemua system operasi lunak lainnya (cross platform)
    6. Tidak bergantung pada jenis web browser yang akan digunakan, karena semua script dikelola di sisi server / web server.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar